Tuesday, November 27, 2007

BMI BERSERI

Dalam pandangan umum, buruh migran indonesia (BMI) adlah sosok pekerja yang kasar yang hanya bisa mengerjakan tugas tugas spele rumah tangga.

Pembantu rumah tangga (PRT) atau babu adlah pekerjaan yang di pandang dengan sebelah mata. karena babu bukanlah pekerjaan ideal yang memberikan penghasilan besar sekaligus mendatangkan kebanggaan

Sejauh ini media massa lebih banyak memberitakan kemalangan dan petaka yang menimpa BMI . Media lebih suka mengekspose Berita duka berkisar pemerkosaan, Penyiksaan, Perampokan, dan kematian BMI di negeri Orang

Kenyataannya memang BMI rawan bahaya. dan, tampaknya media massa Percaya "dagangan yang laku" dan di sukai pembaca adlah berita berita semacam itu.

jarang media komersial yang menulis kiprah dan sosok BMI sebagai manusia utuh yang penuh harga diri dan menjunjung nilai kemanusiaannya. ketimpangan berita itu mungkin karena keterbatasan pengetahuan dan ketergesaan "untuk tidak menyebut kemalasan" pewarta untuk menggali berita yang "berizi" bagi pembaca sekaligus berguna bagi "objek" berita.

bisa jadi karena organisasi organisasi buruh migran kurang aktif memberikan materi berita. atau mungkin karena sosok ideal BMI yang tegar dan kreatif memang langka?

penampilan buruh migran yang menjunjung martabat dan harkat kemanusiaannya serta lika liku yang di tempuhnya dalam usaha ini perlu diangkat untuk mencinptakan citra buruh migran utuh. selain itu, juga kesanggupan mengungkap kekurangan sumber daya buruh migran untuk perbaikan.

Dengan citra buruh migran indonesia seperti itu, kegiatan satra seni buruh migran di hongkong barangkali tampak sebagai cerita ajaib dan langka.

Melalui sastra dan seni BMI di hongkong menunjukan citra selain hanya pekerja berkutat membereskan pekerjaan rumah tangga .

Apalagi kondisi hongkong sangat menunjang untuk mengembangkan potensi diri.

majikan yang relatif baik serta berbagai komunitas buruh migran di hongkong yang menawarkan program pendidikan membantu BMI untuk memanfaatkan waktu luang untuk mengekspresikan dan mengembangkan potensi diri,

Disini Buruh migran lebih "di manusiakan" . pemerintah Hongkong tidak terlalu diskriminatif terhadap buruh migran.

Kegiatan satra dan seni BMI tersalurkan dan terwadahi media berbahsa indonesia di hongkong.

antara lain: Koran Suara, Berita indonesia, Tabloid Apakabar, Rose Mawar, dan majalah Expresi. berbagai komunitas buruh migran seperti Indonesian Migran Worker Union(IMWU), Forum Lingkar Pena Hongkong (FLPHK), dan Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) juga bergiat menerbitkan buletinyang menampung luapan energi seni buruh migran. Karya BMI juga sering di muat surat kabar dan majalah tanah air.

kemunculan beberapa BMI penulis di Hongkong dengan karya karyane harus diakui antara lain karena pemerintah hongkong memasang aturan jelas yang melindungi hak dan kewajiban BMI. terutama karena adanya hak libur 4 hari dalam satu bulan dan jam kerja yang jelas. waktu yang cukup lapang tersebut memberikan kesempatan BMI untuk belajar berbagai hal, antara lain berorganisasi, menekuni pendidikan ,dan berseni sastra.

itensitas penulisan nang hongkong cukup membangkan. dari tangan mereka telah lahir 16 buku antar lain :Tertawa Ala Victoria Park, Indonesia Merdeka, dan Negri elok Nan Kera di mana Di Mana Kami Berjuang "by(DenokK Rokhmantika), Catatn Harian Seorang Pramuwisma "by(Rini Widyiawati), Perempuan Di Negri Beton "by(Wina Karni), Badai Signal 8 "by(Swastika dan Shifa Auli), Anda Luar Biasa "by(Eny Kusuma), serta Novel Ranting Sakura "by (Maria Boniok).selain Itu terbit Kumpulan Cerpen Hongkong Namaku Peri Cinta (FLP/Publishing House Jakarta) yang merangkum karya Anggota Lingkar Pena Wina Karni, Shifa Aulia, S Aiysah Z, Andina Respati, Vio Rosa, Rof, dan IKrima Ghany.

Antologi Puisi Nubuat Labirin Luka Terbitan Sayap BAru dan Aceh Working Group memuat Karya Aliyah Purwanti, Anan, Anik Sulistia, Widi Cahyani, dan Mega Vristian.Sedang Cerpen Nyanyian Imigran ( Dragon Family Publisher) Merangkai Karya Aliya Purwanti, Ikrima Ghany, Lik Lismawati, Nining Indrawati, Etik Juwita, Mega Vristian, Tarini Sorita, Anik Sulistia, Tanti, Imes Hisa, Sastika, Kris DS, dan Enny. kemudian buku Galz Please Don't Cry (PT Lingkar Pena Kreativa) memuat Karya Wina Karni, Swastika M, dan Fia Rosa. Buku Selasar Kenangan (Akoer Jakarta) memuat Karya Mega Vristian dan Lik Kismawati. Juga buku Dian Sastro for President ()n/)ff Trilogy) dan Antologi puisi-cerpen-esai Sastra Pembebasan Karya Mega Vristian.

kehidupan dan peroalan buruh migran mereka angkat melalui karya tulis , teater, dan pembacaan puisi sehingga sampai pada masarakat luas. dalam konteks inikiprah BMI hongkong merupakan kasus unik.

Diharapkan aktivitas positif tersebut mengilhami dan merangsang buruh migran indonesia di negara negara lain untuk lebih memanfaatkan waktu libur ato istirahat. Daripada bengong dan Nelangsa sendiri karena di hajar Rindu pada Keluarga di Kampung, Tentu Lebih Baik Memanfaatkan Waktu barang sejenak untuk mengekspresikan dan akualisasi diri.

Sastra lan seni bisa menjadi oase bagi jiwa raga istirahat barang sejenak dari rutinitas kerja. kegundahan, kerinduan, kekecewaan bahkan tuntutan atas perlakuan yang sewenang wenang bisa di salurkan dan di teriakkan melalui cerpen ato puisi.

Puisi bisa menjadi medium untuk membangkitkan semangat, juga untuk melawan kekuasaan yang menindas. tentu kita masih ingat sebuah kalimat yang menggelorakan semangat mahsiswa, pelajar, pemuda, buruh, bahkan ibu ibu di seluruh tanah Air untuk menumbang rezim Orde Baru pada bulan Mei 1998. Hanya satu Kata : Lawan!!!"

Mungkin Pemuda yang meneriakan, menuiskan kalimat itu di Tembok tembok di seluruh Negri tak mau tau dan tak ambil pusing siapa yang melahirkan "Mantra" lugas tandas tersebut. Kegiatan Menulis dan Kesenian BMI di hongkong, Bekerja sama karo Buruh Migran Negara Negara Lain dan Organisasi Buruh setempat, Merupakan Perjuangan nggo njunjung Harkat lan Martabat Kemanusiaannya.

Bukan sekedar untuk mengungkapkan uneg uneg ato bergumam. sebab, Harkat Martabat kemanusiaan Wajib di bela dan di junjung dalam pekerjaan apa pun.melalui Satra dan seni BMI bisa berjuang dan memberikan sumbangan bagi usaha memanusiakan manusia dan diri sendiri. melalui aktivitas dan eksistensi sebagai manusia utuh itu buruh migran akan tampil dengan Wajah lebih Berseri.

No comments: