Pelaanan yang di berikan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hongkong dinilai belum memenuhi Harapan Buruh Migran Indonesia (BMI) yang bekerja di hongkong.
Polling Gelar SUARA yang diadakan Maret 2007 Tentang, Lembaga manakah yang akan Anda datangi pertama kali saat Anda memiliki masalah berkait dengan ketenagakerjaan? 1.>KJRI, 2.>Organisasi BMI 3.>Labour Department Hong kong 4.>Lembaga Lainnya
Mayoritas Responden yang memberikan jawaban bahwa pelayanan KJRI masih kurang atau sangat kurang, Rata rata memberikan alasan bahwa satf KJRI-HK bersikap tak ramah saat melayani mereka. Para petugas tersebut sering bersikap ketus dan meremehkan BMI. juga disayangkan tak ada staf KJRI yang bertugas pada hari minggu, padahal hari tersebut merupakan hari libur mayoritas BMI.
Sehingga Banyak BMI mengaku kesulitan mengadukan masalahnya ke KJRI jika tak ada staf KJRI yang bertugas pada hari Minggu.
Sementara ada 15.3 persen Responden yang menjawab Pelayanan KJRI sudah sangat baik dan baik tapi memberikan catatan agar petugas yang melayani mereka bersikap lebih ramah dan tidak memperlakukan mereka secara berbeda di banding wrga negara yang bukan BMI.
Menariknya ada salah satu responden yang memberikan jawaban bahwa pelayanan KJRI tergolong Parah.
Wednesday, November 28, 2007
Tuesday, November 27, 2007
BMI BERSERI
Dalam pandangan umum, buruh migran indonesia (BMI) adlah sosok pekerja yang kasar yang hanya bisa mengerjakan tugas tugas spele rumah tangga.
Pembantu rumah tangga (PRT) atau babu adlah pekerjaan yang di pandang dengan sebelah mata. karena babu bukanlah pekerjaan ideal yang memberikan penghasilan besar sekaligus mendatangkan kebanggaan
Sejauh ini media massa lebih banyak memberitakan kemalangan dan petaka yang menimpa BMI . Media lebih suka mengekspose Berita duka berkisar pemerkosaan, Penyiksaan, Perampokan, dan kematian BMI di negeri Orang
Kenyataannya memang BMI rawan bahaya. dan, tampaknya media massa Percaya "dagangan yang laku" dan di sukai pembaca adlah berita berita semacam itu.
jarang media komersial yang menulis kiprah dan sosok BMI sebagai manusia utuh yang penuh harga diri dan menjunjung nilai kemanusiaannya. ketimpangan berita itu mungkin karena keterbatasan pengetahuan dan ketergesaan "untuk tidak menyebut kemalasan" pewarta untuk menggali berita yang "berizi" bagi pembaca sekaligus berguna bagi "objek" berita.
bisa jadi karena organisasi organisasi buruh migran kurang aktif memberikan materi berita. atau mungkin karena sosok ideal BMI yang tegar dan kreatif memang langka?
penampilan buruh migran yang menjunjung martabat dan harkat kemanusiaannya serta lika liku yang di tempuhnya dalam usaha ini perlu diangkat untuk mencinptakan citra buruh migran utuh. selain itu, juga kesanggupan mengungkap kekurangan sumber daya buruh migran untuk perbaikan.
Dengan citra buruh migran indonesia seperti itu, kegiatan satra seni buruh migran di hongkong barangkali tampak sebagai cerita ajaib dan langka.
Melalui sastra dan seni BMI di hongkong menunjukan citra selain hanya pekerja berkutat membereskan pekerjaan rumah tangga .
Apalagi kondisi hongkong sangat menunjang untuk mengembangkan potensi diri.
majikan yang relatif baik serta berbagai komunitas buruh migran di hongkong yang menawarkan program pendidikan membantu BMI untuk memanfaatkan waktu luang untuk mengekspresikan dan mengembangkan potensi diri,
Disini Buruh migran lebih "di manusiakan" . pemerintah Hongkong tidak terlalu diskriminatif terhadap buruh migran.
Kegiatan satra dan seni BMI tersalurkan dan terwadahi media berbahsa indonesia di hongkong.
antara lain: Koran Suara, Berita indonesia, Tabloid Apakabar, Rose Mawar, dan majalah Expresi. berbagai komunitas buruh migran seperti Indonesian Migran Worker Union(IMWU), Forum Lingkar Pena Hongkong (FLPHK), dan Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) juga bergiat menerbitkan buletinyang menampung luapan energi seni buruh migran. Karya BMI juga sering di muat surat kabar dan majalah tanah air.
kemunculan beberapa BMI penulis di Hongkong dengan karya karyane harus diakui antara lain karena pemerintah hongkong memasang aturan jelas yang melindungi hak dan kewajiban BMI. terutama karena adanya hak libur 4 hari dalam satu bulan dan jam kerja yang jelas. waktu yang cukup lapang tersebut memberikan kesempatan BMI untuk belajar berbagai hal, antara lain berorganisasi, menekuni pendidikan ,dan berseni sastra.
itensitas penulisan nang hongkong cukup membangkan. dari tangan mereka telah lahir 16 buku antar lain :Tertawa Ala Victoria Park, Indonesia Merdeka, dan Negri elok Nan Kera di mana Di Mana Kami Berjuang "by(DenokK Rokhmantika), Catatn Harian Seorang Pramuwisma "by(Rini Widyiawati), Perempuan Di Negri Beton "by(Wina Karni), Badai Signal 8 "by(Swastika dan Shifa Auli), Anda Luar Biasa "by(Eny Kusuma), serta Novel Ranting Sakura "by (Maria Boniok).selain Itu terbit Kumpulan Cerpen Hongkong Namaku Peri Cinta (FLP/Publishing House Jakarta) yang merangkum karya Anggota Lingkar Pena Wina Karni, Shifa Aulia, S Aiysah Z, Andina Respati, Vio Rosa, Rof, dan IKrima Ghany.
Antologi Puisi Nubuat Labirin Luka Terbitan Sayap BAru dan Aceh Working Group memuat Karya Aliyah Purwanti, Anan, Anik Sulistia, Widi Cahyani, dan Mega Vristian.Sedang Cerpen Nyanyian Imigran ( Dragon Family Publisher) Merangkai Karya Aliya Purwanti, Ikrima Ghany, Lik Lismawati, Nining Indrawati, Etik Juwita, Mega Vristian, Tarini Sorita, Anik Sulistia, Tanti, Imes Hisa, Sastika, Kris DS, dan Enny. kemudian buku Galz Please Don't Cry (PT Lingkar Pena Kreativa) memuat Karya Wina Karni, Swastika M, dan Fia Rosa. Buku Selasar Kenangan (Akoer Jakarta) memuat Karya Mega Vristian dan Lik Kismawati. Juga buku Dian Sastro for President ()n/)ff Trilogy) dan Antologi puisi-cerpen-esai Sastra Pembebasan Karya Mega Vristian.
kehidupan dan peroalan buruh migran mereka angkat melalui karya tulis , teater, dan pembacaan puisi sehingga sampai pada masarakat luas. dalam konteks inikiprah BMI hongkong merupakan kasus unik.
Diharapkan aktivitas positif tersebut mengilhami dan merangsang buruh migran indonesia di negara negara lain untuk lebih memanfaatkan waktu libur ato istirahat. Daripada bengong dan Nelangsa sendiri karena di hajar Rindu pada Keluarga di Kampung, Tentu Lebih Baik Memanfaatkan Waktu barang sejenak untuk mengekspresikan dan akualisasi diri.
Sastra lan seni bisa menjadi oase bagi jiwa raga istirahat barang sejenak dari rutinitas kerja. kegundahan, kerinduan, kekecewaan bahkan tuntutan atas perlakuan yang sewenang wenang bisa di salurkan dan di teriakkan melalui cerpen ato puisi.
Puisi bisa menjadi medium untuk membangkitkan semangat, juga untuk melawan kekuasaan yang menindas. tentu kita masih ingat sebuah kalimat yang menggelorakan semangat mahsiswa, pelajar, pemuda, buruh, bahkan ibu ibu di seluruh tanah Air untuk menumbang rezim Orde Baru pada bulan Mei 1998. Hanya satu Kata : Lawan!!!"
Mungkin Pemuda yang meneriakan, menuiskan kalimat itu di Tembok tembok di seluruh Negri tak mau tau dan tak ambil pusing siapa yang melahirkan "Mantra" lugas tandas tersebut. Kegiatan Menulis dan Kesenian BMI di hongkong, Bekerja sama karo Buruh Migran Negara Negara Lain dan Organisasi Buruh setempat, Merupakan Perjuangan nggo njunjung Harkat lan Martabat Kemanusiaannya.
Bukan sekedar untuk mengungkapkan uneg uneg ato bergumam. sebab, Harkat Martabat kemanusiaan Wajib di bela dan di junjung dalam pekerjaan apa pun.melalui Satra dan seni BMI bisa berjuang dan memberikan sumbangan bagi usaha memanusiakan manusia dan diri sendiri. melalui aktivitas dan eksistensi sebagai manusia utuh itu buruh migran akan tampil dengan Wajah lebih Berseri.
Pembantu rumah tangga (PRT) atau babu adlah pekerjaan yang di pandang dengan sebelah mata. karena babu bukanlah pekerjaan ideal yang memberikan penghasilan besar sekaligus mendatangkan kebanggaan
Sejauh ini media massa lebih banyak memberitakan kemalangan dan petaka yang menimpa BMI . Media lebih suka mengekspose Berita duka berkisar pemerkosaan, Penyiksaan, Perampokan, dan kematian BMI di negeri Orang
Kenyataannya memang BMI rawan bahaya. dan, tampaknya media massa Percaya "dagangan yang laku" dan di sukai pembaca adlah berita berita semacam itu.
jarang media komersial yang menulis kiprah dan sosok BMI sebagai manusia utuh yang penuh harga diri dan menjunjung nilai kemanusiaannya. ketimpangan berita itu mungkin karena keterbatasan pengetahuan dan ketergesaan "untuk tidak menyebut kemalasan" pewarta untuk menggali berita yang "berizi" bagi pembaca sekaligus berguna bagi "objek" berita.
bisa jadi karena organisasi organisasi buruh migran kurang aktif memberikan materi berita. atau mungkin karena sosok ideal BMI yang tegar dan kreatif memang langka?
penampilan buruh migran yang menjunjung martabat dan harkat kemanusiaannya serta lika liku yang di tempuhnya dalam usaha ini perlu diangkat untuk mencinptakan citra buruh migran utuh. selain itu, juga kesanggupan mengungkap kekurangan sumber daya buruh migran untuk perbaikan.
Dengan citra buruh migran indonesia seperti itu, kegiatan satra seni buruh migran di hongkong barangkali tampak sebagai cerita ajaib dan langka.
Melalui sastra dan seni BMI di hongkong menunjukan citra selain hanya pekerja berkutat membereskan pekerjaan rumah tangga .
Apalagi kondisi hongkong sangat menunjang untuk mengembangkan potensi diri.
majikan yang relatif baik serta berbagai komunitas buruh migran di hongkong yang menawarkan program pendidikan membantu BMI untuk memanfaatkan waktu luang untuk mengekspresikan dan mengembangkan potensi diri,
Disini Buruh migran lebih "di manusiakan" . pemerintah Hongkong tidak terlalu diskriminatif terhadap buruh migran.
Kegiatan satra dan seni BMI tersalurkan dan terwadahi media berbahsa indonesia di hongkong.
antara lain: Koran Suara, Berita indonesia, Tabloid Apakabar, Rose Mawar, dan majalah Expresi. berbagai komunitas buruh migran seperti Indonesian Migran Worker Union(IMWU), Forum Lingkar Pena Hongkong (FLPHK), dan Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) juga bergiat menerbitkan buletinyang menampung luapan energi seni buruh migran. Karya BMI juga sering di muat surat kabar dan majalah tanah air.
kemunculan beberapa BMI penulis di Hongkong dengan karya karyane harus diakui antara lain karena pemerintah hongkong memasang aturan jelas yang melindungi hak dan kewajiban BMI. terutama karena adanya hak libur 4 hari dalam satu bulan dan jam kerja yang jelas. waktu yang cukup lapang tersebut memberikan kesempatan BMI untuk belajar berbagai hal, antara lain berorganisasi, menekuni pendidikan ,dan berseni sastra.
itensitas penulisan nang hongkong cukup membangkan. dari tangan mereka telah lahir 16 buku antar lain :Tertawa Ala Victoria Park, Indonesia Merdeka, dan Negri elok Nan Kera di mana Di Mana Kami Berjuang "by(DenokK Rokhmantika), Catatn Harian Seorang Pramuwisma "by(Rini Widyiawati), Perempuan Di Negri Beton "by(Wina Karni), Badai Signal 8 "by(Swastika dan Shifa Auli), Anda Luar Biasa "by(Eny Kusuma), serta Novel Ranting Sakura "by (Maria Boniok).selain Itu terbit Kumpulan Cerpen Hongkong Namaku Peri Cinta (FLP/Publishing House Jakarta) yang merangkum karya Anggota Lingkar Pena Wina Karni, Shifa Aulia, S Aiysah Z, Andina Respati, Vio Rosa, Rof, dan IKrima Ghany.
Antologi Puisi Nubuat Labirin Luka Terbitan Sayap BAru dan Aceh Working Group memuat Karya Aliyah Purwanti, Anan, Anik Sulistia, Widi Cahyani, dan Mega Vristian.Sedang Cerpen Nyanyian Imigran ( Dragon Family Publisher) Merangkai Karya Aliya Purwanti, Ikrima Ghany, Lik Lismawati, Nining Indrawati, Etik Juwita, Mega Vristian, Tarini Sorita, Anik Sulistia, Tanti, Imes Hisa, Sastika, Kris DS, dan Enny. kemudian buku Galz Please Don't Cry (PT Lingkar Pena Kreativa) memuat Karya Wina Karni, Swastika M, dan Fia Rosa. Buku Selasar Kenangan (Akoer Jakarta) memuat Karya Mega Vristian dan Lik Kismawati. Juga buku Dian Sastro for President ()n/)ff Trilogy) dan Antologi puisi-cerpen-esai Sastra Pembebasan Karya Mega Vristian.
kehidupan dan peroalan buruh migran mereka angkat melalui karya tulis , teater, dan pembacaan puisi sehingga sampai pada masarakat luas. dalam konteks inikiprah BMI hongkong merupakan kasus unik.
Diharapkan aktivitas positif tersebut mengilhami dan merangsang buruh migran indonesia di negara negara lain untuk lebih memanfaatkan waktu libur ato istirahat. Daripada bengong dan Nelangsa sendiri karena di hajar Rindu pada Keluarga di Kampung, Tentu Lebih Baik Memanfaatkan Waktu barang sejenak untuk mengekspresikan dan akualisasi diri.
Sastra lan seni bisa menjadi oase bagi jiwa raga istirahat barang sejenak dari rutinitas kerja. kegundahan, kerinduan, kekecewaan bahkan tuntutan atas perlakuan yang sewenang wenang bisa di salurkan dan di teriakkan melalui cerpen ato puisi.
Puisi bisa menjadi medium untuk membangkitkan semangat, juga untuk melawan kekuasaan yang menindas. tentu kita masih ingat sebuah kalimat yang menggelorakan semangat mahsiswa, pelajar, pemuda, buruh, bahkan ibu ibu di seluruh tanah Air untuk menumbang rezim Orde Baru pada bulan Mei 1998. Hanya satu Kata : Lawan!!!"
Mungkin Pemuda yang meneriakan, menuiskan kalimat itu di Tembok tembok di seluruh Negri tak mau tau dan tak ambil pusing siapa yang melahirkan "Mantra" lugas tandas tersebut. Kegiatan Menulis dan Kesenian BMI di hongkong, Bekerja sama karo Buruh Migran Negara Negara Lain dan Organisasi Buruh setempat, Merupakan Perjuangan nggo njunjung Harkat lan Martabat Kemanusiaannya.
Bukan sekedar untuk mengungkapkan uneg uneg ato bergumam. sebab, Harkat Martabat kemanusiaan Wajib di bela dan di junjung dalam pekerjaan apa pun.melalui Satra dan seni BMI bisa berjuang dan memberikan sumbangan bagi usaha memanusiakan manusia dan diri sendiri. melalui aktivitas dan eksistensi sebagai manusia utuh itu buruh migran akan tampil dengan Wajah lebih Berseri.
Friday, November 23, 2007
MARAKNYA LESBIAN DI HONGKONG
Begitu banyaknya Lesbian di hongkong, kebanyakan Merka itu cantik cantik dan Mereka yang bertampang menjadi Laki laki juga gak kalah cakepnya ato Macho dengan mereka yang benar benar asli laki laki "Real Gentelmen"
Biasanya Kebanyakan dari para lesbian itu diawali oleh pergaulan bebas karena stress Kehilangan kekasih Ato Trouma oleh sesuatu Kejadian yang membuat dia membenci laki laki ato merasa dihianati dan pada ahirnya menyukai sesama sejenis lah akan menjadi pelariannya. selain itu di sini "hongkong' lingkungannya sangat mendukung untuk melakukan hal berLesbiRia
Karena Kehidupan Para penduduk Hongkong asli juga Sudah terbiasa dengan Hal yang Namanya "Kumpul Kebo" istilah Jawanya 'Tanpa menikah hidup Bersama dan mempunyai anak"
Sangat keterlaluan untuk Kita yang Normal Sampe ada terjadi Pernikahan Antar Wanita Perayaannya Meriah Sama seperti di indonesia "jawa" ada acara jemput pengantin Perempuan Potong Nasi kuning dan jalannya sama seperti pernikahan Normal di indonsia tp yaitu bedanya Semua Saksi Saksi dan Penghulunya adalah berasal sama dari BMI juga
berjalannya acara ini juga memakan biaya yang tidak sedikit bekisar HKD$15.000 kalo di tukar rupiah lebih dari 15 jutaan
lebih seru lagi banyak yang perang rebutan Cewek sampe bunuh diri demi Sang Pangeran "Gadungan" dan Rela kehilangan Kerjaan di pecat Majikan.
Kisah Kasih Lesbian di hongkong selain faktor diatas juga mungkin karena begitu banyaknya perempuan di hongkong hingga terjadi banyak yang melakukan lesbi.
yang nulis ini gak termasuk lho aku masih normal menyukai laki laki asli yang ganteng he..he..
pelaku lesbian sebenarnya mereka bukanya gak tau agama ataupun juga gk tau dosa tapi karena mungkin merasa kesepian serta tertekan dan gak tau cara yang baik untuk menanggulanginya pada akhirnya karena pergaulan yang salah lesbian menjadi pilihan untuk pelarian.
tetapi biarpun lesbian di sini jika mereka balik ke indonesia kebanyakan banyak yg sadar mulai mau menyukai lawan jenis karena melihat tetangga tetangga mempunyai rumah tangga dan akhirnya pelaku lesbian mau menikah dengan laki laki sebagaimana kodratnya laki laki dan perempuan
Biasanya Kebanyakan dari para lesbian itu diawali oleh pergaulan bebas karena stress Kehilangan kekasih Ato Trouma oleh sesuatu Kejadian yang membuat dia membenci laki laki ato merasa dihianati dan pada ahirnya menyukai sesama sejenis lah akan menjadi pelariannya. selain itu di sini "hongkong' lingkungannya sangat mendukung untuk melakukan hal berLesbiRia
Karena Kehidupan Para penduduk Hongkong asli juga Sudah terbiasa dengan Hal yang Namanya "Kumpul Kebo" istilah Jawanya 'Tanpa menikah hidup Bersama dan mempunyai anak"
Sangat keterlaluan untuk Kita yang Normal Sampe ada terjadi Pernikahan Antar Wanita Perayaannya Meriah Sama seperti di indonesia "jawa" ada acara jemput pengantin Perempuan Potong Nasi kuning dan jalannya sama seperti pernikahan Normal di indonsia tp yaitu bedanya Semua Saksi Saksi dan Penghulunya adalah berasal sama dari BMI juga
berjalannya acara ini juga memakan biaya yang tidak sedikit bekisar HKD$15.000 kalo di tukar rupiah lebih dari 15 jutaan
lebih seru lagi banyak yang perang rebutan Cewek sampe bunuh diri demi Sang Pangeran "Gadungan" dan Rela kehilangan Kerjaan di pecat Majikan.
Kisah Kasih Lesbian di hongkong selain faktor diatas juga mungkin karena begitu banyaknya perempuan di hongkong hingga terjadi banyak yang melakukan lesbi.
yang nulis ini gak termasuk lho aku masih normal menyukai laki laki asli yang ganteng he..he..
pelaku lesbian sebenarnya mereka bukanya gak tau agama ataupun juga gk tau dosa tapi karena mungkin merasa kesepian serta tertekan dan gak tau cara yang baik untuk menanggulanginya pada akhirnya karena pergaulan yang salah lesbian menjadi pilihan untuk pelarian.
tetapi biarpun lesbian di sini jika mereka balik ke indonesia kebanyakan banyak yg sadar mulai mau menyukai lawan jenis karena melihat tetangga tetangga mempunyai rumah tangga dan akhirnya pelaku lesbian mau menikah dengan laki laki sebagaimana kodratnya laki laki dan perempuan
Subscribe to:
Posts (Atom)